Monday, July 13, 2009

MARYAM
NIP : 19851107200902 2 005
SEKOLAH DASAR NEGERI 004 NUNUKAN
No HP : 085247040970









KATA PENGANTAR


Puji syukur kita panjatkan khadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan karunia-Nya. Sejalan dengan dinamika bangsa ini yang masih terus mencari bentuk yang lebih baik untuk menghasilkan generasi cerdas yang berbudi, maka kami mendukung niat baik itu dengan membuat sebuah makalah dan pada makalah ini materi yang kami tampilkan bertujuan agar siswa dapat mengembangkan pengetahuannya di bidang karya satra ( fiksi ).
Kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan yang mungkin disebabkan karena keterbatasan ilmu yang kami miliki oleh sebab itu kami sangat mengharapkan banyak kritikan dan saran yang sifatnya membangun.


Nunukan, 13 Juli 2009


Maryam
Nip : 19851107 200902 2 005
A. PENDAHULUAN

Pada dasarnya model-model pembelajaran menulis fiksi merupakan salah satu bidang garapan yang sangat memegang peranan penting bagi anak-anak SD terutam di kelas 3-6 karena anak kelas 3-6 masih mengikuti pola permaianan.Para ahli menulis fiksi seperti padgett,Geogia,Norton,Sapardi Djoko Damono dll,berpendapat bahwa menulis {mengarang}adalah bermain-main smbil belajarDengan model pembelajaran menulis fiksi ini siswa mampu menulis puisi,cerpen,drama dengan baik
Model pembelajaran menulis puisi antara lain:{1}menjadi juru hipnotis,{2}menulis bersama,{3}menuliskkan keinginan atau harapan,{4}menuliskan hal aneh,{5}menyusun nama sendiri,{6}menyusun revisi abjad{7}mengmati gambar,{8}membayangkan peristiwa,{9}memperkenalkan pengalaman baru,{10}memperkenalkan puisi anak baru.
Yang termsuk kedalam model pembelajaran menulis cerpen adalah:{1}menceritakan gambar,{2}menjutkan cerita lain ,{3}menceritakan mimpi,{4}menceritakan pengalaman,{5}menceritakan cita-cita.
Pembelajaran menulis drama dapat menggunakan model-model berikut: {1} mengisi dialog pantomim, {2} mencatat dialog sosiodrama,{3} mencatat diaolog tentang suatu benda, {4} menulis diaolog boneka,{5}menulis diaolog topeng.
Penggunaan model-model itu diperlukan untuk mengajak siswa mulai menulis fiksi.Jikamereka sudah mampu menulis dengan lancar,model-model itu jarang digunakan lagi.
MODEL MODEL PEMBELAJARAN MENULIS FIKSI

Pembelajran menulis fiksi dikelas 3-6 masih mengikuti pola permainan.para ahli seperti padgett,Geogia,Norton,dan Fairtax menggunankan pola permainan dalam pembelajaran yang dicontohkannya.Meereka tampaknya bersepakat bahwa menulis fiksi selayaknya menjadi bagian yang menyenangkan bagi anak-anak.
Pembelajaran menulis fiksi,seperti yang dicantumkan dalam GBPP Bahasa indonesia SD,yang mencakup menulis puisi,cerpen,dan drama.Ppapran tentang model-model pembelajaran yang akan ilakukan berikut pun ini akan dikaitkan dengan pembelajaran ketiga jenis menulis itu .Anda diharapkan dapat menentukan sendiri model yang sekiranya sesuai diterapkan di kelas anda.
A. Model-model pembelajaran menulis puisi
Model-model pembelajaran mennulis puisi yang dissajikan ini merupakan cara –cara pembelajaran yang dapat diterapkan dalam mengjak para siswa mulai menulis puisi.
1.Menjadi juru hionotis
Padgett mulai memikat para siswanya dengan cara bercerita tentang juru hipnotis sambil memeragakan jrus hipnotis.mulai contoh yang sederhana,ia mulai menjelaskan bahwa setiap orang dapat menjadi juru hipnotis.Alt yang paling efektif untuk meng hipnotis atau mengusai orang lain adalah kata.Ia mengttakan .’’Apabila kalian dapat memilih kata yang tepat dan menyusun klimat yang kena,kalian pun berhasil mengusai orang lain’’.Selanjutnya ia mengatakan bahwa kata yang tepat tidak berarti yang suda didapatkan dan kalimat yangkena tidak sama dengan yang berbelit belit.
Setelah melalui prosses yang hangat,yaitu beberapa orang siswa bercerita tentang pengalamannya menonton pertuntukan hipnotis,akhirnya padgett meminta supaya para siswa tenang.Ia akan menjelaskan sesuatu.Dengan sederhana dikatakan bahwa menghipnotis orang itu boleh dikatakan sama dengan menulis puisi.’’Asal kalian menyusun kata-kata yang tepat dan kalimat yang kena,kalian pun akan dapat menghasilkan puisi yang memikat pembaca.
Dengan cara itu ternyata pagdett berhasil mengajak para siswa menulis puisi.Setela itu puisi-puisi ciptaan siswa dibacakannya.Ia menunjukan perhatiannya kepada sajak yang dibaca.Dengan cara itu ternyta pagdett berhasil mengajak para siswa menulis puisi.
Dari ilustrasi di atas tmpak bahwa pembelalajaran menulis puisi langsung dengan santai,seperti sedang bermain-main.Sapardi Djoko Damono,seperti para ahli yang pendapatnya dikutip diatas,berpendapat bahwa bagi anak-anak,mengarang adalah bermain-main dan menulis puisi adalah kegiatan karang mengarang yang sangat sederhana dan praktis. Mengarang dapat berlangsung hanya dengan secarik kertas dan pena. Oleh karena itu, kata Sapardi Djoko Darmono, sekolah yang miskin pun akan mampu menyelenggarakannya. ( Sumardi, dkk 1992 )
2. Menulis Bersama
Menulis bersama dilaksanakan sebagai berikut :
a. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Ssetiap kelompok terdiri dari dua orang.
b. Siswa pertama menuliskan judul dan baris pertam puisi.jumla kata dalam kata setiap baris ditentukan terlebih dahulu.
c. Kerja siswa pertama diberikan kepada temannya.
d. Temannya membaca judul dan baris pertama puisi tadi,kemudian mennulis kata kedua dengan jumlah kata yang sama,yang berhubungan dengan baris pertama itu.
e. Kertas diserahkan kembali kepada siswa pertama.Ia menulis baris ketiga,lalu menyerahkannya kembali kepada temannya itu.Begitu seterusnya sampai sejumlah baris yang diinginkan selesai ditulis.
f. Bacakan puisi didepan kelas oleh salah seorang siswa dari kelompoknya.

Model pembelajaran seperti ini diesut juga ‘ Model Pesta Kata ‘. Penerapan model ini perlu ditunjang dengan suasana santai dan menyenangkan. Perlu diingat, sebelum siswa mulai menulis perlu diinforamsikan lebih dulu aturan – aturan yang diikuti.

3. Menulis keinginan atau harapan
Model menulis puisi ini sangat mudah dilakukan sebab setiap siswa pasti memiliki keinginan atau harapan dalam hidupnya. Guru mengarahkan agar keinginan atau harapan siswa itu diungkapkan ke dalam puisi. Jika sudah selesai siswa diminta untuk membacakannya di depan kelas. Berikan pujian unutk karya mereka. Pembicaraan dilakukan dengan hati – hati agar gaerah menulis siswa tidak padam.
4. Menulis hal aneh
Kegiatan pembelajaran ini mirip dengan model menuliskan keinginan atau harapan. Bedanya, di dalam menuliskan hal aneh yang dibayangkan siswa adalah segala sesuatu yang aneh. Dalam hal ini imajinasi siswa diperlukan. Guru perlu mengembangkan imajinasi siswa misalnya sebagai berikut :
“ Anak – anak, bagaimana kalau topi ini tiba –tiba menjadi besar dan dapat terbang”? Nah, tuliskan yang kamu bayangkan itu dalam bentuk puisi.
5. Menyusun nama sendiri
Merangsang menulis puisi dengan cara ini akan mudah dan menyenangkan bagi siswa. Hal ini terjadi karena sumber tulisan sudah mereka kenal. Misalnya tentang diri sendiri semua itu ditulis dengan menghadirkan nama siswa.
Ikutilah penjelasan guru berikut ini :
“ Anak –anak, kamu semua mempunyai nama bukan? Dari namamu itu dapat ditulis sebuah puisi. Caranya, susun kebawa huruf – huruf namamu. Setiap huruf dijadikan kata, kemudian ikuti dengan kata lain. Tentukan judul yang sesuai.”
Guru menampilkan contoh berikut :
AKU INGIN BERJASA
Aku anak desa
Namaku singkat sederhana
Ingin aku kelak dapat berjasa kepada negara
“Seperti itulah puisi nama, anak –anak” Kata pak guru. Siapa anak yang terdapat dalam puisi itu? Ani.
6. Menyusun puisi abjad
Puisi abjad serupa dengan puisi nama abjad disusun kebawa mulai dari A sampai Z. Tiap huruf merupakan awal baris atau larik puisi. Tentu saja huruf yang dilakukan tidak harus sampai Z. Hal itu bergantung kepada panjang pendeknya puisi yang disusun. Contoh :
AKU INGIN JAM
Aku ingin jam
Belikan aku sebuah jam
Cantik melingkar ditanganku
Dengan itu aku mengenal waktu.
7. Mengamati gambar
Model ini menggunakan media gambar. Isi gambar dapat berupa apa saja :
Pemandangan, kegiatan berkemah, binatang, tumbuh-tumbuhan dll. Cara pembelajrannya sebagai berikut.
Guru memperlihatkan gambar kepada siswa.Ajukan pertanyaan tentang gambar itu.Jawaban siswa akan beragam.Jangan dislahkan.Jika terlalu jauh melengcengnya,tanyakan kepada mereka tentang bagian gambar yang lebih menunjukkan ciri khasnya.sesuda itu ajaklah mereka menulis puisi.
Guru:”Setelah melihat dan memperhatikan gambar tadi,munkin kalian ingat akan sesuatu.Yang kalian ingat itu mungkin sesuatu yang kalian alami di masa lalu,mungkin baru akan kalian lakukan atau mungkin hanya kalian bayangkan.Nah tuliskan kedalam bentuk puisi.”
8. Membayangkan peristiwa
Hampir sama dengan model mengamati gambar,pada model membayngkan peristwa ini tidak diguunakan gambar sebagai perangsang.Model ini betul-betul menuntut keahlian guru dalam memberikan gambaran objek untuk merangsng imajinasi siswa.Kegiatannya dapat berlangsung sebagai berikut.
Guru : ”Anak-anak,pada waktu Ibu mengajar di nunukan,pada suatu hari Ibu bersepda pergi ke sekolah.Jarak dari rumah
ke sekolah kira-kira enam kilometer.Sekarang tutup matamu.Lihat apa yang terjadi pada waktu itu”
“Apa yang kamu lihat?”
Siswa 1: “Ibu ngebut,takut terlambat”.
Siswa 2: “Ibu berkeringt karena hari amat panas”.
Siswa 3: “Ibu terjatuh.Pakaiannya kotor kena lumpur karena habis hujan”.
Guru : “Bagus!Sekarang tulislah segala yang kamu lihat itu kedalam bentuk puisi!”

9.Memperkenalkan penglaman baru
Memperkenalkan pengalaman baru dapat dilakukan,misalnya,dengan mengjak siswa ke kebun binatang.Di kebun binatang siswa diajak mengamati binnatang tertentu dengan segala perilakunya.Setelah itu mereka diajak menuliskan hasil temuannya itu ke dalam bentuk puisi.Mungkin tercipta puisi berikut.

Gajah{1}
Gajah badanmu besar
Kulitmu kasar
Kupingmu lebar
Gajah jalanmu pelan
Beratkah kamu
Gajah (2)
Gajah
Kamu pandai
Menangkap kacang dengan belalai
Gajah,
Kamu pandai
Mencuci rumput dengan belalai
Gajah,
Belalai panjang untuk apa?
Ternayta belalai sebagai tangan
10. Memperkenalkan puisi anak lain
Mengajak siswa mulai menulis puisi dapat dilakukan dengan cara memperkenalkan puisi anak lain kepada mereka. Caranya : Bagikan kepada mereka puisi yang ditulis anak lain. Atau puisi itu ditulis dipapan tulis. Siswa diminta untuk membaca puisi itu tanpa bersuara ( membaca dalam hati). Kemudian, seorang atau dua orang siswa diminta untuk membaca puisi itu dengan suara nyaring.
Puisi yang di baca siswa adalah sebagai berikut :
CAHAYA MATAHARI
Kuning bercahaya cemerlang
Perlahan menerpa lantai
Melewati sepenuh jendela
Terlukis bayang bayang
Berbentuk aneh
Di karpet dapur

Kira – kira dialog antara guru dan siswa yang terjadi adalah sebagai berikut :
Guru : “Anak – anak puisi yan telah kau baca itu ditulis oleh seorang anak seusiamu. Apa judulnya?”
Siswa : “ Cahaya matahari “
Guru : Betul. Temanmu menulis puisi itu setelah ia melihat cahaya matahari di dapur rumahnya yang berkarpet . Ia melihat bayang –bayang berbentuk aneh. Kamu pernah melihat cahaya matahari,bukan?”
Siswa : ”Ya Pak.”
Guru :”Bagus.Sekarang tuliskanlah ke dalam bentuk puisi!Judulnya boleh sama dengan puisi yang telah kau baca tadi,boleh tidak”.

B.Model-model Pembelajaran Menulis Cerpen
Seperti halnya dengan model pembelajaran menulis puisi,model pembelajaran menulis
cerpen pun hanya merupakan alternatif-alternatif yang dapat diterapkan untuk membawa
para siswa mulai menulis cerpen.Model- model yang dimaksudkan adalah sebagai
berikut
 Menceritakan gambar
 Model ini hampir sama dengan dengan model mengamati pada gambar pembelajaran menulis puisi
 Melaanjutkan cerita lain
Model ini didahului dengan kegiatan membaca atau mendengarkan cerita yang dipilh guru
 Menceritakan mimpi
 Model menulis cerpen dengan cara menceritakan mimpi diasumsikan akan mudah dikerjakan siswa sebab semua anak pasti pernah mimpi
 Menceritakan pengalaman
 pengalaman yang diceritakan dapat berupa pengalaman sehri-hari atau pengalaman yang mereka alami pada waktu liburan sekolah.
 Menceritakan cita –cita
 cita – cita merupakan hal yang diakrabi siswa. Setiap anak tentu mempunyai jawaban jika orang dewasa menanyakan tentang cita – citanya.


C. MODEL – MODEL PEMBELAJARAN MENULIS DRAMA

Menulis drama jarang diajarkan di sekolah, lebih – lebih di SD padahal dalam kesehariannya anak – anak sering beramin drama. Perhatikan anak TK yang sedang bermain dia pandai bermonolog. Ia sendiri jadi pangarang, sutradara, sekaligus juga jadi pemainnya. Hal itu menunjukkan bahwa anak – anak sebetulnya memiliki naluri berdrama. Dengan demikian menulis drama bagi anak – anak bukan merupakan hal sukar asalkan orang dewasa mau mengajarnya dengan cara yang baik dan menyenangkan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa model pembelajaran menulis drama yang dapat anda terapkan di kelas anda.
1. Mengisi dialog pantomim
Model ini diawali dengan kegiatan siswa menonton pantomim yang dilakukan oleh seorang siswa dari kelas itu sendir. Prilaku nyata yang mereka pantomimkan adalah prilaku yang sering mereka lihat, yang telah mereka akrabi
2. Mencatat dialok sosio drama
Sosio drama juga sudah dilakukan dikelas rendah dalam pembelajran dengan model ini siswa diminta mencatat atau merekam dialok yang diucapkan temannya.
3. Mencatat dialok tentang suatu benda
Kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan kegiatan pembelajaran dalam kedua model terlebih dahulu dalam model ini dialok dirangsang dengan menggunakan suatu benda yang diambil di lingkuangan sekitar
Benda itu dapat berupa ranting, daun, bunga, batu atau apa saja yang mudah diperoleh. Caranya pertama mintalah dua orang siswa atau lebih tampil di depan kelas setelah terlebih dahulu anda perlihatkan kepada mereka sesuatu benda. Biakan mereka bertanya jawab tenang benda itu. Mungkin dialok yang terjadi apa adanya sesuai dengan tanggapan mereka misalnya,
Siswa I : “ Bawa apa itu?”
Siswa II : “ Bunga”
Siswa I : “ Darimana kau dapatkan?”
Siswa II : “ Kupetik dipinggir jalan”
Siswa I : “ Kamu mencuri ya?”
Siswa II : “ Tidak, bunga itu tumbuh liar”
Siswa I : “ untuk apa bunga itu?”
Siswa II : “ Kutaruh dalam vas untuk penghias kamarku”
4. Menulis dialog boneka
Pembelajaran menulis drama melalui boneka ini hampir sama kegiatannnya dari model pencatat dialog tentang suatu benda. Disini benda itu diganti dengan boneka. Yang dijadikan sebagai perangsang lahirnya dialog dapat berjumlah beberapa buah dialok yang dihasilkan dapat berupa dialok beberapa orang siswa tentang boneka atau dialog bagi setiap boneka yang akan dimainkan.Selain itu dialog yang di hasilkan dapat berupa dialog nyata atau dialog fantasi.

5. Menulis dialog topeng
Pembelajaran menulis dialog topeng,sama kegiannya dengan model pembelajaran menulis dialog dengan menggunakan denda atau boneka.
PENUTUP

Dari pemaparan makalah ini kami dapat menarik kesimpulan bahwa model pembelajaran menulis Fiksi pada SD mencakup pembelajaran :
a. Menulis Puisi
b. Menulis Cerpen
c. Menulis Drama.
a. Menulis Puisi
Model pembelajaran menulis puisi antara lain :
1. Menjadi juru hipnotis
2. Menulis bersama
3. Menuliskan keinginan atau harapan
4. Menuliskan hal aneh
5. Menyusun nama sendiri
6. Menyusun revisi abjad
7. Mengamati gambar
8. Membayangkan peristiwa
9. Memperkenalkan pengalaman baru
10. Memperkenalkan puisi anak lain
b. Menulis cerpen
Model pembelajaran menulis cerpen adalah:
1. Menceritakan gambar
2. Melanjutkan cerita lain
3. Menceritakan mimpi
4. Menceritakan pengalaman
5. Menceritakan Cita-cita
c. Menulis Drama
Pembelajaran menulis drama dapat menggunakan model-model berikut :
1. Mengisi dialog pantomin
2. Mencatat dialog, sosiodrama
3. Mencatat dialog tentang suatu benda
4. Menulis dialog boneka
5. Menulis dialog topeng
Penggunaan model-model itu diperlukan untuk mengajak siswa mulai menulis fiksi . Jika mereka sudah mampu menulis dengan lancar ,model-model ini biasanya jarang digunakan lagi.